Latest News

Ketum Airlangga Hartarto: Golkar Makin Kuat Hadapi Gelombang Transisi Politik


Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

Berita Golkar – Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, partainya berhasil survive di berbagai kondisi dan persimpangan kritis. Golkar memiliki daya tahan menghadapi gelombang transisi politik.

Sehingga di usia ke-59, Golkar semakin matang, siap menegaskan komitmen untuk memenangkan Pemilu 2024 dengan menambah kursi di Parlemen.

Airlangga optimis. Golkar memiliki kekuatan dan dukungan yang lengkap. Ibaratnya, “pasukan infanteri” beringin terstruktur sampai ke akar rumput.

Yang tak kalah penting, Golkar punya DNA kuat sebagai aktor pembangunan (agent of development).

DNA inilah yang melahirkan jiwa kepemimpinan kuat, berpedoman pada Trilogi Pembangunan yaitu pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas politik.

Demikian intisari wawancara dengan Ketua Umum Golkar, pada Selasa (16/10/2023).

Airlangga ditemani Waketum Partai Golkar Nurul Arifin. Sementara dari Rakyat Merdeka hadir CEO Rakyat Merdeka Group Kiki Iswara, Direktur Pemberitaan Ratna Susilowati, Wapemred Kartika Sari, Chief Executive Editor Wahyu Suryani bersama Reporter Bambang Trismawan, dan Wartawan Foto Patra Rizki Saputra.

Menurut Airlangga, partai yang dipimpinnya memiliki struktur paling lengkap dan kuat hingga ke daerah, dibanding partai lain.

Mengakar dari bawah hingga ke pusat. Ibarat tentara, pasukan infanteri-nya Golkar banyak. Sehingga, menyambut pemilihan umum, baik yang pemilu legislatif maupun pilpres, seluruh kader siap siaga.

Menariknya, sistem di Golkar pun kini tidak lagi pakai istilah urut kacang. Sistem yang biasanya menempatkan senior diprioritaskan dalam jalur politik.

Kata Airlangga, sekarang berlaku sistem “kacang yang diurut” sehingga, kader yang bagus, berprestasi, bisa mendapatkan jalur politik cepat, dengan memperhatikan banyak aspek.

“Sekarang bukan urut kacang, tapi mengikuti kacang yang diurut hahaha (tertawa). Kalau urut kacang kan sifatnya organik. Tapi kacang yang diurut, itu proses digital. Diacak dengan AI (Aritificial Inteligent). Ada pertimbangan-pertimbangan lain. Kalau untuk pemilu legislatif, misalnya, mengikuti merit sistem. Sedangkan dalam pilpres, ada proses yang membutuhkan koalisi,” katanya.

Lebih lengkap wawancara dengan Airlangga Hartarto, simak di halaman dalam Harian Rakyat Merdeka.

Scroll to top