Latest News

Hadapi Pilpres 2024, DPD Golkar NTB Beri Pernyataan


Ketua DPD Partai Golkar NTB, H Mohan Roliskana.

Berita Golkar – Partai Golkar telah menentukan sikap politiknya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Partai dengan lambang pohon beringin itu memutuskan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden (Capres)-nya.

Sikap politik partai tertua warisan orde baru ini, mengubah konstelasi peta politik nasional.

Mempengaruhi konfigurasi politik jauh ke tingkat provinsi hingga daerah, tak terkecuali di NTB.

Ketua DPD Partai Golkar NTB H Mohan Roliskana, pun menanggapi arif apa yang telah menjadi keputusan pimpinan partai di tingkat pusat.

Di samping mengisyaratkan kesiapan mengamankan keputusan tersebut, Mohan juga tidak mau grasa-grusu mengambil kebijakan politik di daerah sebelum adanya instruksi resmi dari DPP.

“Ya kami memang sudah mengetahui hal tersebut (arah koalisi Golkar, Red), tetapi kami masih menunggu apa yang menjadi arahan dan sikap resmi DPP (sebagai landasan bergerak di daerah),” kata Mohan Roliskana, Rabu (23/8).

Pria yang juga Wali Kota Mataram itu, mengisyaratkan dalam partainya ada garis instruksi yang jelas dan tegas.

Hal itulah yang menjadi landasan pengurus partai di tingkat provinsi dan daerah bergerak.

Mohan Roliskana menegaskan, apa yang menjadi sikap politik DPP Golkar hari ini – mendukung Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden – baginya sebagai bentuk pelaksaan mandat partai oleh Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

“Ketum kami (Airlangga Hartarto, Red) kan sudah melaksanakan apa yang menjadi isi keputusan dari pada rapat kerja nasional (rakernas),” tegasnya.

Golkar dalam pandangannya telah mengambil sikap politik sebaik-baiknya, berdasarkan kajian dan perkembangan situasional politik hari ini.

“Mandat (dalam rakernas) itu, termasuk menentukan koalisi berdasarkan pertimbangan politik secara rasional,” paparnya.

Meski demikian, seperti yang disampaikannya di awal, sebagai partai sarat pengalaman, Golkar tetap ingin terukur dalam tindakan.

Terutama tindakan politik yang mencerminkan karakter Golkar yang terlegitimasi sebagai partai pemenang di NTB.

Menanggapi ajakan ‘ngopi bareng’ pengurus partai di tingkat provinsi yang tergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), Mohan memperlihatkan gestur keterbukaannya.

Ia menilai komunikasi dan ajakan berdiskusi itu, sebagai sesuatu yang memiliki manfaat yang kaya.

Pada akhirnya hal itu diperlukan sebagai dasar merancang roadmap dan strategi untuk mencapai tujuan bersama.

“(Ajakan ngopi) nggak apa-apa. Kita kan ini menjadi satu gerbong koalisi, jadi perlu bicara, berdiskusi, kondisi wilayah politik di NTB,” ujarnya tenang.

Sebagai gambaran, dalam dua episode Pilpres yakni 2014 dan 2019, Prabowo Subianto sendiri sukses menjadikan NTB sebagai lumbung suaranya. Sementara, Partai Golkar, bukan kali ini saja mendukung Prabowo Subianto.

Pada Pilpres 2014 silam, Golkar menjadi salah satu partai pengusung Prabowo Subianto yang kala itu berpasangan dengan Hatta Rajasa.

Partai yang identik dengan warna kuning itu, sukses menjadi salah satu mesin elektoral memenangkan Prabowo-Hatta di NTB.

Sekalipun kondisi internal Golkar, kala itu diguncang perbedaan arah dukungan. Kader Golkar yakni Jusuf Kalla yang mendampingi Joko Widodo, diketahui juga memainkan pengaruhnya.

Menggerakkan mesin Golkar untuk mengarahkan dukungan ke Jokowi-Jusuf Kalla.

Scroll to top