Latest News

Yuk Daftar, DPP Partai Golkar dan Yellow Clinic Gelar Program Vaksinasi

[ad_1]

Berita Golkar – Melonjaknya jumlah kasus COVID-19 harus direspons cepat semua pihak. Termasuk Partai Politik.

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar melalui Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Yellow Clinic Partai Golkar menggelar vaksinasi bagi masyarakat. Acara ini digelar pada Minggu (27/6/2021) di Gedung DPP Partai Golkar.

Kepala BPB Partai Golkar, Febri Hendri mengatakan bahwa vaksinasi yang digelar Partai Golkar adalah wujud komitmen Partai Golkar mendukung vaksinasi Pemerintah dalam menekan penyebaran COVID-19.

“Kegiatan ini tentu sebagai upaya menekan penyebaran COVID-19. Oleh karena itu, BPB bekerjasama dengan Yellow Clinic mengadakan vaksinasi ini,” kata Febri.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan meski sudah mendapatkan vaksin.

“Jaga kesehatan, olahraga yang cukup dan jika tidak benar-benar penting lebih baik di rumah aja,” ujar Febri.

Vaksinasi yang digelar Partai Golkar kali ini diberikan kepada 778 orang. Adapun jenis vaksin yang digunakan adalah Sinovac.

Ketua Pelaksana Vaksinasi, Fuadah mengatakan bahwa pelaksanaan vaksinasi akan dilakukan dua tahap.

“Insya Allah vaksin ke dua akan diadakan 27 juli 2021,” ujar Fuadah.

Ia mengatakan bahwa ke depan Partai Golkar akan mengadakan vaksinasi kembali. Masyarakat dapat mengakses informasi dan mendaftar melalui akun instagram Yellow Clinic Partai Golkar.

“Kegiatan vaksinasi ini progam DPP Partai Golkar dan Yellow Clinic untuk itu bisa mengakses di IG Yellow Clinic“, terangnya.

Acara vaksinasi ini dihadiri dr. Linda L. Waseso (Wakil Kepala BPB Partai Golkar) dan pengurus BPB Partai Golkar. Hadir pula Dwi Hartanto Kepala Badan Pelayanan Kesehatan Masyarakat DPP Partai Golkar.

BPB Partai Golkar merupakan badan partai di bawah koordinasi Wakil Ketua Umum Bidang Penanggulangan Bencana, Roem Kono.

Perlu diketahui, Tim Mitigasi IDI merilis kasus COVID-19 semakin meningkat tajam. Tercatat per 17 Juni 2021 sebanyak 12.624 kasus dan menjadi di atas 20 ribu kasus pada tanggal 26 Juni 2021.

Jika dibandingkan dengan data 15 Mei 2021, terjadi peningkatan kasus pada tanggal 17 Juni 2021 sekitar lebih dari 500 persen, diikuti dengan peningkatan kasus kematian berkaitan dengan COVID-19. Bed occupation rate (BOR) untuk ruang isolasi dan ICU di atas 90 persen.

Setidaknya lebih dari 24 kabupaten/kota melaporkan keterisian ruang isolasinya di atas 90 persen. BOR untuk ICU dari berbagai RS mendekati bahkan ada yang melebihi angka 100 persen.

Terjadi penumpukan pasien dan antrian panjang di banyak Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS terutama di kota-kota besar. Bahkan banyak pasien yang meninggal saat tiba di IGD.

Kondisi semakin memprihatikan dengan bertambahnya kasus pada dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya terkonfirmasi positif COVID-19, sehingga perlu menjalani perawatan atau isolasi mandiri.

Kondisi ini menyebabkan keterbatasan tenaga untuk melakukan pelayanan, keterbasaan fasilitas dan SDM yang menyebabkan RS kolaps.

Apalagi sudah terdapat varian baru COVID-19 di berbagai kota di Indonesia. Varian baru tersebut terutama varian Delta memiliki karakteristik yang lebih mudah menyebar, menyerang segala usia tanpa perlu ada komorbid, lebih memperberat gejala, lebih meningkatkan kematian dan menurunkan efektifitas vaksin.

“Kami tidak ingin Sistem Kesehatan Indonesia menjadi kolaps,” kata dr Adib Khumaidi, SpOT – Ketua Tim Mitigasi Dokter PB IDI.

[ad_2]

Scroll to top