Latest News

Hetifah Atur Strategi guna Meminimalisir Dampak Kerugian Pendidikan saat Pandemi


Berita Golkar – Dalam satu setengah tahun ke belakang, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Fraksi Partai Golkar Hetifah Sjaifudian mengatakan dunia pendidikan Indonesia mengalami disrupsi yang sangat besar.

Hari Pendidikan Nasional tahun ini menjadi yang kedua diperingati di tengah pandemi Covid-19. Berbagai penyesuaian pelaksanaan pendidikan harus dilakukan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Hetifah menyatakan apresiasinya kepada para pemangku kepentingan di dunia pendidikan.

“Saya sangat mengapresiasi kerja keras yang telah dilakukan berbagai pihak selama setahun ke belakang untuk dapat tetap menghadirkan pembelajaran yang terbaik meski di tengah pandemi. Mulai dari guru, tenaga kependidikan, orangtua, hingga pemangku kebijakan,” ujarnya, kepada wartawan, Senin (3/5/2021).

Politikus Golkar tersebut pun memberikan catatan terhadap arah perkembangan dunia pendidikan selanjutnya.

“Kami berharap, di tahun ini penularan kasus Covid-19 dapat terkendali, dan dengan gencarnya vaksinasi terhadap guru, Insya Allah kita akan dapat lagi segera melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas, dengan protokol yang ketat tentunya. Segala pihak harap mempersiapkan ini,” jelasnya.

Hetifah mengatakan ada beberapa hal yang perlu menjadi fokus bagi dunia pendidikan di tahun ini.
Pertama, tentu memastikan keamanan dan keselamatan selama proses pembelajaran, ini merupakan prioritas utama.

“Kedua, membiasakan kembali pembelajaran secara langsung yang sudah lama tidak terjadi. Ini tentu perlu strategi khusus, karena siswa sudah terbiasa setahun lebih di rumah,” paparnya.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bidang Kesra ini juga menyoroti terkait learning loss.

“Kita juga harus mengatur strategi bagaimana mengejar ketertinggalan serta meminimalisir dampak learning loss yang terjadi selama setahun ke belakang. Asesmen nasional yang akan dilakukan di tahun ini semoga dapat memetakan ini dengan baik, sehingga kita tahu langkah-langkah konkrit yang harus dilakukan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Hetifah turut meminta Pemerintah menyiapkan rencana cadangan jika pembelajaran tatap muka tidak dapat terjadi.

“Saya baru mendengar bahwa Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) belum merekomendasikan PTM. Kita tentu harap dalam beberapa bulan ke depan penularan akan turun. Namun jika itu tidak terjadi, kita harus siap dengan Plan B, yang dapat mengoptimalkan pembelajaran dari rumah,” katanya.

Scroll to top